Archive for Februari 2015

  • Camii Mosque_masjid megah ala turki yang ada di negara Sakura

    0

    Sebagai seorang muslim, berkeliling di Jepang tentu berbeda dengan Indonesia. Saat di Indonesia, mungkin tak sulit menemukan masjid karena memang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim. Sedangkan di Jepang, muslim menjadi minoritas sehingga sulit menemukan masjid di sana.

    Ternyata, meski merupakan lingkungan minoritas muslim, ada sebuah masjid mewah yang berdiri kokoh di di Oyama-cho, Shibuya-ku, Tokyo. Masjid itu bernama Camii Mosque, masjid terbesar yang ada di Tokyo, Jepang.

    Jangan bayangkan besarnya masjid ini sama dengan masjid besar yang ada di Indoensia. Nyatanya Masjid Camii berukuran kecil yang terdesak di antara bangunan padat di Tokyo. Letaknya bersebelahan bahkan nyaris berdempetan dengan bangunan kanan-kirinya. Bangunan ini didominasi dengan lapisan ubin marmer.

    Meski kecil, bangunan masjid ini memiliki gaya arsitektur megah ala Turki Tengah yang cantik. Saat memasuki ruangan masjid, hawa sejuk, tenang dan rasa penuh damai menyelimuti seluruh hati. Pilar-pilar besar memberi kesan megah dan kokoh bangunan bernuansa putih itu.

    Masjid Camii memiliki kubah yang besar dan terlihat jelas dari kejauhan. Ada juga menara tinggi yang menjadi pertanda bagi para pengunjung yang ingin mencari Camii Masque ini.

    Berjalan ke samping masjid, sebuah tangga tampak menghubungkan bagian bawah dengan atas masjid. Tangga ini mengantarkan wisatawan menuju ruang salat. Ruang salat terbagi dua lantai. Khusus untuk wanita yang tak mengenakan pakaian muslim, sebelum masuk ke dalam masjid disediakan jilbab untuk dikenakan.

    Lantai bawah ditujukan sebagai tempat salat pria, sedangkan lantai atas ditujukan untuk tempat salat wanita. Untuk wudu, turis bisa datang ke ruangan yang ada di bagian bawah.

     Masjid ini juga disebut masjid Turki, karena gaya arsitekturnya mirip dengan masjid-masjid Turki. Berbagai interior juga bernuansa Turki. Bahkan, Alquran di dalam masjid juga berasal dari Turki.

    Karena menjadi satu-satunya masjid di wilayah ini, jamaah yang salat tak hanya orang Jepang. Jamaah yang ikut salat di masjid ini berasal dari beragam negara, ada yang dari Timur Tengah, Indonesia, atau negara-negara Asia lainnya.

    Berminat mengunjungi masjid Camii yang cantik ini?
  • Incheon-Masjid megah di Korea selatan

    0

    laporan langsung dari Republika Online, Reja Irfa Widodo dari Incheon, Korea Selatan

    Bangunan lima lantai itu berdiri megah di salah satu sudut Kota Ansan, tepatnya di Gyeonggi-do, Ansan-si, Danwon-gu, Wongok-do 714-5. Di ujung atas bangunan itu terdapat sebuah kubah berukuran tidak lebih dari 10 meter. Kubah berwarna emas dan sebuah lafaz Allahu Akbar, yang terdapat di bagian atas gedung itu, menjadi tanda gedung ini merupakan tempat ibadah untuk para muslim.
    ''Ansan Masjid & Islamic Center'' yang tertera di bagian depan gedung itu menjadi penanda tambahan fungsi bangunan tersebut. Secara khusus, pengurus masjid, terutama yang khusus dari Indonesia, menamakan masjid mereka ''Sirothol Mustaqim''. Di tempat inilah dakwah, syiar, dan lokasi tempat para penganut Islam berpusat. Tapi ternyata fungsinya lebih dari sekadar tempat ibadah.
    Di tempat ini pula, sejumlah tenaga kerja Indonesia yang tengah mengganggur ditampung untuk bisa sekadar melanjutkan hidup di tanah orang. Kondisi inilah yang tengah menimpa dua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Brebes, Idris dan Zulhar. Sejak kontraknya selama satu tahun di sebuah pabrik spare part kendaraan bermotor selesai pada akhir bulan lalu, Idris dan Zulhar memilih untuk tinggal sementara di Masjid Ansan.
    Kini mereka tengah menunggu panggilan dari Dinas Tenaga Kerja setempat terkait perusahaan-perusahaan di Korea Selatan yang tengah membutuhkan tenaga kerja baru. Kepala pengurus mesjid Shirothol Mustaqim, Dwi Cahyono (33 tahun), menjelaskan lantai empat gedung tersebut memang sengaja disiapkan khusus untuk para pendatang asal Indonesia.
    Selain untuk tempat shalat, di lantai seluas sekitar 10 meter persegi itu juga terdapat sebuah kamar yang ditempati pengurus mesjid dan TKI yang tingggal sementara. ''Setidaknya kami bisa sedikit memberikan bantuan kepada teman-teman yang sedang menganggur hingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan,'' kata Dwi kepada Republika Online ketika menyempatkan diri berkunjung ke Ansan di sela-sela gelaran Asian Games ke-17 Incheon, Korea Selatan.
    Namun, kondisi ini tidak dengan mudah bisa didapatkan pengurus mesjid Shirothol Mustaqim. Dwi menjelaskan, pada awal proses pengalihan status bangunan tersebut, pihak Indonesia bekerja sama dengan para pendatang Bangladesh, yang sudah lebih dulu menyewa tempat tersebut dan menjadikan lokasi itu sebagai masjid.
    Pada awalnya, pihak Bangladesh tidak memperbolehkan lokasi tersebut sebagai tempat menginap. Namun, setelah berjalan negosiasi yang cukup panjang, pihak Bangladesh akhirnya mau menerima kondisi tersebut. Ini tidak terlepas dari sumbangan pendanaan yang lebih besar, ketimbang dari pendatang Bangladesh, untuk bisa membeli gedung itu secara permanen.
    ''Setidaknya kami memberikan dana sebesar 400 juta won dari 600 juta won yang dibutuhkan. Akhirnya kami bisa menempati lokasi dan ikut memakmurkan mesjid ini,'' lanjut pria asal Ponorogo, Jawa Timur tersebut, yang juga bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik penyedia alat-alat pemadam kebakaran tersebut.
    Sebelumnya, pihak pengurus masjid Shirothol Mustaqim harus menyewa bangunan yang berada sekitar dua km dari lokasinya sekarang. Lokasi itu dianggap terlalu jauh dari pusat Kota Ansan, yang memang dikenal sebagai kota dengan jumlah orang asing, khususnya Indonesia, yang berada di Korea Selatan. Kini, Masjid Ansan dan Islamic Center, ungkap Dwi, menjadi masjid terbesar di Kota Ansan dan diklaim sebagai mesjid terbesar ketiga di seluruh Korea Selatan.
    Tidak hanya memberikan tempat untuk bermalam, pengurus Masjid Shirathal Mustaqim dan Islamic Center juga memberikan makanan kepada para TKI yang tengah mengganggur. Sumber dana pembelian makanan tersebut didapat dari sumbangan para TKI yang bekerja di sekitar Ansan. Selain itu, ada pula pendaan yang berasal dari Koperasi. Koperasi itu menyediakan berbagai peralatan sholat, yang memang tidak bisa didapat dengan mudah di Ansan.
    Makanan-makanan, seperti mie instan asal Indonesia dan makanan khas Indonesia seperti telur balado ataupun tumis pare bisa didapat dengan mudah. Jadwal memasak pun sudah diatur diantara mereka. Jika sudah waktunya makan, mereka secara bersama-sama makan di atas sebuah nampan besar. ''Seperti di pondok-pondok (pondok pesantren) di Indonesia,'' kata pria asal Lombok, yang dipanggi Mas Dar.
    Kebersamaan, solidaritas, dan bantuan yang ditunjukan para pengurus masjid Shirothol Mustaqim tentu memiliki nilai dan makna ibadah tersendiri. Di tempat ini, di salah satu sudut kota Ansan, pahala rasanya tidak hanya diraih lewat sholat dan ibadah ritual lainnya, tapi juga memberikan bantuan kepada sesama saudara muslim terutama asal Indonesia.

  • "Matsumoto Casteel" kerajaan tertua di jepang

    0

    Matsumoto Castle merupakan salah satu dari empat istana yang ditetapkan sebagai “Harta Karun Nasional Jepang dan menara utama istana tertua yang tersisa di Jepang”. Konstruksi dimulai pada tahun 1592 dari struktur hitam dan putih yang elegan dengan tiga menara



    Matsumoto Castle kadang-kadang disebut ‘Crow Castle’ karena dinding hitam yang elegan . Di dalam istana terdapat tangga curam dan langit-langit rendah terkemuka menampilkan masa lalu armor dan senjata dari periode Sengoku (“Peperangan-Amerika”) saat istana dibangun . Jendela kayu sempit, pernah digunakan oleh pemanah dan orang-orang bersenjata, memberikan pemandangan yang menakjubkan dari Pegunungan Alpen Jepang, Kota Matsumoto dan ikan serta angsa berputar-putar di parit di bawahnya .

    Setiap musim panas dilaksanaka Taiko Drum Festival dan Noh Takigi (permainan yang dilakukan dengan cahaya obor). Festival ini diadakan di tempat yang juga terkenal dengan bunga sakura di bulan April . Sementara pesta Melihat bulan diselenggarakan setiap musim gugur dengan alasan ruangan istana dibangun khusus untuk melihat. Dikatakan, bahwa “bulan dapat dilihat tiga kali dari ruang istana melihat bulan”. Sekali di langit, sekali dalam air di bawah dan sekali dalam secangkir sake

    berikut ini adalah gambar dari istana Matsumoto













  • Crush- Sofa {lyric}

    0

    'niga itdeon sofa anja isseo honja
    dan hansumdo mot jago hoksi niga olkka hago
    meonghani hyeongwan jjongman barabwa

    du nuneul gamgo gwireul magabwado
    dasi naege dorawa chueokdeuri
    sumeul chamneundago simjangi meomchwojilkka
    neol hyanghan geuriumman doedorawa

    niga itdeon sofa neo eobsi na honja
    i jarieman nama neol gidarijanha
    So far nae gyeote neon so far away
    miryeoniraneun ge meonjiman nameun chae neol gidarijanha

    honjaseon chaeul suga eobseosseo
    bangane peojin geuriumeun gaseume dameul su eomneungeol

    geurae geu jallan huimang ttaemune na honja anjainneun ge deo gomuninde
    beoseonaryeogo haedo dasi neol chatgo itjanha

    niga itdeon sofa neo eobsi na honja
    i jarieman nama neol gidarijanha
    So far nae gyeote neon so far away
    miryeoniraneun ge meonjiman nameun chae neol gidarijanha

    jamdeulji motae all night long
    Until the end of time
    amuri neol biwonae bwado woah

    niga itdeon sofa neo eobsi na honja
    i jarieman nama neol woah~
    So far nae gyeote neon so far away
    miryeoniraneun ge meonjiman nameun chae neol gidarijanha
  • fakta misterius di balik lagu anak tradisional jepang "teru teru bozu"

    0
    setelah kita membahas misteri lagu anak tradisional jepang "kagome kagome" kali ini nae bakalan bahas misteri di balik lagu anak tradisional Jepang yang "Teru Teru Bozu" ya sudah, kita simak bareng bareng aja ya.. cekidot...


  • Misteri Di Balik Lagu Anak Tradisional Jepang "Kagome-Kagome"

    0
    pada awamnya lagu anak anak itu di buat dengan nada yang ceria dan arti yang menggambarkan keceriaan, tapi ini berbeda, lagu anak tradisional asal jepang ini mengandung makna lain di dalam lirik lagunya, makna apakah itu? ayo kita simak bersama.
  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    I Like Korean & Japan - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan